PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DEMAM TIFOID
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DEMAM TIFOID
Sruweng, 17 Januari 2023. Tim Gerak Cepat (TGC) Puskesmas Sruweng melaksanakan penyelidikan epidemiologi kasus demam tifoid di SDN 5 Sidoagung. Tim TGC Puskesmas Sruweng yang terdiri Eni Purwanti,SKM, Dwi Widiarti,Amd.Keb, Surip Hartono,ST dan Desi Setianingsih,S.Tr.Kes dengan didampingi oleh Wahyuni dari pemerintah desa setempat, melaksanakan penyelidikan epidemiologi kasus demam tifoid, setelah menerima laporan dari Puskesmas Karanganyar bahwa ada beberapa siswa di SDN 5 Sidoagung yang menjalani rawat inap dengan diagnosa demam tifoid.
Demam tifoid atau yang lebih sering dikenal tipes merupakan penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri Salmolella thyphi. Bakteri ini biasanya ditemukan di air atau makanan yang terkontaminasi Salmolella thyphi. Orang yang menderita tipes juga dapat menularkan bakteri Salmonella thyphi melalui feses dan urine, makanan dan minuman yang sudah tercemar dengan feses atau urine penderita tipes tersebut.
Tujuan dari penyedilidikan epidemiologi tifoid ini adalah untuk mencari apakah ada tambahan kasus baru untuk segera ditangani serta untuk mengidentifikasi faktor risiko terjadinya kasus demam tifoid di SDN 5 Sidoagung.
Tim TGC menggali informasi dari guru dan warga sekolah lainnya apakah terdapat siswa atau warga sekolah lainnya yang mengalami gejala seperti demam, sakit kepala, gangguan pencernaan, diare, sakit perut, tubuh terasa lemah dan nafsu makan berkurang.
Tim TGC juga melaksanakan inspeksi kesehatan lingkungan sekolah seperti ketersediaan sarana CTPS, ketersediaan air bersih, kebersihan kamar mandi, pengelolaan sampah, kebersihan ruangan, kondisi pencahayaan di setiap ruang kelas, ventilasi, kebersihan halaman sekolah, kebersihan diri siswa, serta pemeriksaan kesehatan pada penjual jajanan anak sekolah yang datang ke sekolah, karena di SDN 5 Sidoagung belum memiliki kantin sekolah.
Dari hasil penyelidikan epidemiologi kasus demam tifoid di SDN 5 Sidoagung tidak ada penambahan kasus baru, dan dua anak dari lima anak yang dirawat inap sudah sehat kembali, dan tiga siswa masih menjalani rawat inap di Puskesmas Karanganyar.
Sedangkan rencana tindak lanjutnya adalah menyarankan kepada pihak sekolah untuk memiliki kantin sehat, sehingga makanan yang disajikan lebih sehat dan lebih terjaga kebersihannya. Selanjutnya akan dilaksanakan sosialisasi PHBS oleh Tenaga Promosi Kesehatan dan akan dilaksanakan implementasi pilar ke dua STBM yaitu perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) yang akan didampingi oleh Tenaga Sanitasi Lingkungan dari Puskesmas Sruweng. Karena dengan CTPS yang benar adalah cara yang mudah dan efektif mencegah penularan penyakit.