PENYULUHAN PENYAKIT DBD DI DESA SRUWENG
PENYULUHAN PENYAKIT DBD DI DESA SRUWENG
Sruweng, 29 Agustus 2024. Mengantisipasi merebaknya penyakit menular Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Desa Sruweng Kecamatan Sruweng, diadakan Penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat dalam rangka pencegahan penyakit DBD. Penyuluhan dilaksanakan di rumah salah satu warga di RT 02 RW 02, hadir dlm kegiatan tersebut Kepala Desa Sruweng, Nurwahyudi, SH dan Babinsa Koramil 06 Sruweng, Kopda Slamet Purwanto. Peserta penyuluhan adalah masyarakat setempat dan siswa siswi SDN 2 Sruweng.
Kita tahu bahwa DBD di Kabupaten Kebumen masih menjadi permasalahan serius setiap tahunnya, begitu juga di Kecamatan Sruweng. Berbagai upaya telah dilakukan, namun kasus DBD masih tetap muncul setiap tahun di beberapa desa di wilayah kecamatan Sruweng. Tim Puskesmas Sruweng tidak bosan bosannya memberikan penyuluhan dan juga edukasi kepada masyarakat untuk menciptakan perubahan perilaku masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan melalui penyuluhan salah satunya di desa Sruweng..
Kegiatan penyuluhan DBD dilaksanakan oleh Eni Purwanti, SKM selaku petugas Surveilans dan Wiji Wahyuningtyas, S.Tr.KL, MM selaku tenaga sanitasi lingkungan Puskesmas Sruweng. Dalam penyuluhannya menyampaikan bahwa diperlukan peran serta masyarakat dalam memutus mata rantai penularan DBD. Penyakit demam berdarah adalah salah satu penyakit berbasis lingkungan. Menjaga kebersihan lingkungan adalah cara dalam mencegah DBD, hal ini sangat penting mengingat penyebab DBD adalah virus dengue yang dibawa oleh vektor nyamuk Aedes aegypti betina dan Aedes albopictus. Meniadakan tempat perindukan nyamuk sehingga nyamuk tidak dapat berkembang biak adalah cara dalam mencegah dan memutus mata rantai penularan demam berdarah.
DBD merupakan penyakit yang sangat berbahaya dan belum ada obatnya, namun kabar baiknya adalah bahwa penyakit ini bisa ditekan penyebarannya jika kita secara bersama-sama dan serentak memberantas vektornya. Masyarakat dihimbau untuk tetap menjaga kebersihan lingkungannya dengan melaksanakan pemantauan jentuk di rumahnya masing masing. Kegiatan pemantauan jentik ini kita kenal dengan istilah “Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik” setiap rumah minimal ada anggota keluarga yang melaksanakan pemantuan jentik baik di dalam rumah maupun luar rumah.