PERTEMUAN PEMBERDAYAAN KADER DALAM UPAYA MENURUNKAN ANGKA STUNTING MELALUI STBM STUNTING
PERTEMUAN PEMBERDAYAAN KADER DALAM UPAYA MENURUNKAN ANGKA STUNTING MELALUI STBM STUNTING
Sruweng, 22 Mei 2025. Puskesmas Sruweng melaksanakan “Pertemuan Pemberdayaan Kader Dalam Upaya Menurunkan Angka Stunting melalui STBM Stunting. Kegiatan bertempat di Aula Puskesmas Sruweng, adapun peserta kegiatan berjumlah 42 orang kader kesehatan yang merupakan perwakilan kader dari 21 desa di Kecamatan Sruweng, Kegiatan dibuka oleh Kepala Puskesmas Sruweng, yang diwaliki oleh Kasubag Tata Usaha Ernawati,S.Kep.Ners.
Narasumber kegiatan tersebut adalah Desi Setianingsih, S.Tr.Kes selaku Tenaga Sanitasi Lingkungan Puskesmas Sruweng. Materi pada pertemuan kali ini membahas tentang STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) dalam pencegahan stunting. Tujuan kegiatan adalah untuk meningkatkan pemahaman dan ketrampilan kader kesehatan dalam upaya pencegahan stunting melalui pendekatan sanitasi yang baik.
Pendekatan STBM Stunting ada 8 pilar terdiri, lima Pillar STBM (1) Stop BAB sembarangan, (2) Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, (3) Pengelolaan air minum dan makanan dengan aman, (4) Mengeola sampah rumah tangga dengan aman, (5) Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman. Tiga Pilar Pencegahan Stunting, (1) Gizi ibu hamil, (2) Pemberian makanan tambahan bayi dan anak (PMBA), (3) Pemantauan pertumbuhan.
Melalui pendekatan STBM Stunting ini merupakan langkah efektif dalam mencegah stunting karena sanitasi yang buruk (seperti buang air besar sembarangan, tidak cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan yang tidak aman) dapat meningkatkan risiko penyakit diare dan penyakit menular lain yang menghambat pertumbuhan anak Asupan gizi yang seharusnya digunakan untuk mendukung tumbuh kembang anak dapat habis untuk melawan infeksi, terutama anak yang rentan terhadap infeksi. Hal ini dapat menyebabkan kekurangan gizi dan berpotensi meningkatkan risiko stunting.
Melalui pilar STBM membantu mencegah penyekit-penyakit tersebut dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi anak. Misalnya Stop BAB senbarangan mengurangi risiko infeksi saluran pencernaan, cuci tangan pakai sabun dan air mengalir mencegah penularan penyakit melalui tangan, pengelolaan air minum dan makanan yang aman mengurangi risiko keracunan dan infeksi.
Sedangkan peran kader kesehatan adalah sebagai penggerak perubahan perilaku di masyarakat. Kader kesehatan dapat melakukan kegiatan sosialisasi, edukasi dan memberikan motivasi kepada masyarakat untuk menerapkan STBM di kehidupan sehari-hari. Dengan kegiatan ini diharapkan kader kesehatan dapat ,emjadi agen perubahan dalam menciptakan lingkungan sehat dan mencegah stunting di masyarakat.