SOSIALISASI DAN PEMERIKSAN KESEHATAN JAMAAH HAJI TAHUN
SOSIALISASI DAN PEMERIKSAN KESEHATAN JAMAAH HAJI TAHUN
Sruweng, 18 Oktober 2024. Puskesmas Sruweng melaksanakan kegiatan Sosialisasi dan Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji. Sebanyak 43 calon jemaah haji tahun 2024 dari kecamatan Sruweng mengikuti kegiatan tersebut, yang bertempat bertempat di Aula Puskesmas Sruweng. Pemeriksaan kesehatan jamaah haji bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko kesehatan jemaah haji yang berpotensi menimbulkan masalah kesehatan saat jemaah haji beribadah di tanah suci.
Dengan diketahuinya faktor risiko kesehatan tersebut maka upaya pengendalian dapat dilakukan sejak di tanah air hingga masa operasional ibadah haji di tanah suci. Pemeriksaan kesehatan jemaah haji dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai domisili jemaah haji dan diinput oleh tim penyelenggara kesehatan haji Puskesmas ke dalam Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Bidang Kesehatan (Siskohatkes).
Pemeriksaan kesehatan jemaah haji meliputi pemeriksaan medis (medical check-up); pemeriksaan kognitif; pemeriksaan kesehatan jiwa sederhana; pemeriksaan kesehatan mental dan pemeriksaan kemampuan melakukan aktivitas keseharian (activity daily living) secara mandiri. Tujuan pemeriksaan Activity of Daily Living (ADL) adalah untuk menilai status fungsional yang menunjukkan derajat kemandirian seseorang, termasuk jemaah haji dalam melakukan aktivitas keseharian. Kemandirian jemaah haji perlu dinilai untuk mengetahui tingkat ketergantungan pada orang lain.
Pemeriksaan medis meliputi pemeriksaan fisik (TB,BB,LP), keluhan yang dirasakan calon jamaah haji, riwayat penyakit yang pernah diderita, riwayat pengobatan jika ada, riwayat penyakit keluarga/orang tua, pemeriksaan tekanan darah, GDS, dan kadar lipid (Kolesterol dan Trigliserid).
Pemeriksaan kesehatan jiwa sederhana dilakukan menggunakan kuesioner SRQ (Self Reporting Quessionare). Pertanyaan merupakan keluhan yang dirasakan menganggu dalam 30 hari terakhir. Lembar SRQ dijawab atau ditulis sendiri oleh jemaah haji. Khusus jemaah lansia dan difabel dapat dipandu oleh pemeriksa dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Calon Jamaah haji juga dilakukan pemeriksaan kognitif, tujuannya untuk menilai kemampuan kognitif calon jamaah haji. Pemeriksaan ini berupa Mini Cog 1 (mengulangi 3 kata yang diucapkan oleh petugas), Clock drawing test dan Mini Cog 2 (Calon jamaah haji mengulangi kembali 3 kata yang disebutkan sebelumnya, tidak perlu berurutan). Untuk Clock drawing test adalah calon jamaah haji diminta untuk menggambar jam dalam bentuk lingkaran utuh, menulis angka 1 s.d 12 di dalam lingkaran tersebut (angka berurutan dan tepat letaknya) kemudian menggambar jam tertentu. Khusus jemaah . Calon jamaah akan mendapat skor maksimal 4 jika bisa menggambar jam dengan tepat.
Calon Jamaah haji juga menjalani pemeriksaan kesehatan mental yaitu menjawab beberapa pertanyaan dari petugas terkait kemampuan orientasi, daya ingat. Pemeriksaan ii bertujuan untuk mengidentifikasi demensia, kemampuan orientasi, daya ingat, dan konsentrasi.